Pada zaman dahulu Keraton kasepuhan Cirebon ini bernama Keraton Cirebon yang sebelumnya bernama Keraton Pakungwati. Cirebon pada saat itu adalah sebuah desa. Cirebon merupakan pusat yang menyebarkan Ajaran Islam yang pertama di Jawa sebelum Demak tetapi Demak menjadi Kesultanan pertama kemudian Cirebon menyusul karena Demak sangat cepat berkembang pesat menjadi sebuah Kesultanannya dan tetap yang menyebarkan Ajaran Islam yang pertama di Jawa itu adalah Cirebon.
Awalnya keramaian Cirebon berada di Astana Gunung Sembung tepatnya di wilayah Kabupaten Cirebon dan Kesepuhan berada di Kota Madya Cirebon. Di Astana Gunung Sembung sekarang menjadi makam raja-raja Cirebon sedangkan pada waktu dulu tempat ini adalah tempat tinggalnya ulama-ulama islam termasuk Sultan Syarif Hidayatullah yang dikenal dengan julukannya bernama Sunan Gunung Jati karena tinggalnya di wilayah Gunung Jati dan beliau diberi julukan itu ketika masih muda selain itu disana juga menjadi tempat tinggalnya Pangeran Cakrabuana yang di kenal dengan nama Raden Walangsungsang bersama adiknya yang bernama Nyimas Rasasantang dan Raden Kiansantang.
Pada saat itu Laksanama Cengko beserta pasukannya datang ke Cirebon untuk membantu menyebarkan Ajaran Islam yang sebelumnya akan pergi Semarang dan tujuannya ke Majapahit untuk meminta kedaulatannya kepada raja-raja di Cirebon dengan angkatan lautnya yang berjumlah 20.000 prajurit, selanjutnya Raja Laksanama Cengko membantu membuat bangunan-bangunan untuk para ulama yang meyebarkan Ajaran Islam. Kemudian terbentuklah masyarakat muslim pada saat di Astana Gunung Sembung. Para ulama-ulama islam ini mempunyai fikiran untuk membantu menyebarkan Ajaran Islam sampai di Jawa Barat dengan dibantu oleh ulama-ulama tetapi pada saat itu Agama Hindu dikuasai oleh Prabu Siliwangi atau yang memerintah di Pajajaran. Ulama-ulama mempunyai strategi untuk mengislamkan namun gagal. Prabu Siliwangi tidak memeluk Agama islam hanya saja keturunannya seperti anak-anaknya yang bernama Pangeran Cakrabuana, Nyimas Rarasantang, dan Raden Kiansantang memeluk Agama Islam kemudian cucunya yang bernama Syarif Hidayatullah beragama Islam bahkan menjadi wali di Cirebon.
Pada saat itu Laksanama Cengko pulang untuk ke Majapahit tahun 1420. Dan kemudiannya Pangeran Cakrabuana diangkat menjadi wali atau penguasa oleh ulama-ulama di Cirebon yang terjadi pada tahun 1430. Lalu Pangeran Cakrabuana mendirikan keraton yang menemukan arah mata angin dari arah utara ke selatan di Daerah Cirebon yang bernama Lemah Hukun dari situlah didirikannya Keraton Kasepuhan Cirebon dan menjadi kantor pemerintahannya pada tahun 1430, sedangkan Astana Gunung Sembung menjadi tempat tinggalnya bersama Syarif Hidyatullah.
Pada tahun 1479 menjadi sebuah kesultanan yang besar tetapi Pangeran Cakrabuana tidak mau menjadi raja dan menunjuk Syarif Hidayatullah menjadi raja yang pertama di Cirebon. Sejak itu didirikan istana yang lebih besar yaitu Keraton kesepuhan ini. Kemudian Cirebon berkembang dengan banyaknya bangunan-bangunan di Keraton Kesepuhan ini. Namun pada masa Syarif Hidayatullah Keraton Cirebon dikuasai oleh Belanda dan direbut. Kemudian pada tahun 1678 Keraton ini dipecah menjadi tiga karena dulu Raja Cirebon dibunuh oleh Belanda oleh sebab itu anak-anaknya diangkat menjadi Raja dan putranya itu ada tiga anak, ini dijadikan politik pecah belah agar anaknya itu terpecah. Anak pertama menempati Keraton Kesepuhan yang merupakan Keraton yang tertua di Cirebon, anak keduanya mendirikan Keraton Kanoman yaitu yang bernama Sultan Anom dan anak ketiganya menjadi pati berkedudukan di Keraton Kacirebonan yang membantu memerintah kedua sultan yang berada di Cirebon.
0 komentar:
Posting Komentar