AREA UTAMA KERATON KASEPUHAN

AREA UTAMA KERATON KASEPUHAN


Area utama keraton Kasepuhan berisi banguan induk keraton Kasepuhan serta bangunan lainnya. Antara area utama keraton dan Langgar Agung dibatasi oleh tembok gerbang, gerbang tersebut dilengkapi oleh dua pintu yang terbuat dari kayu, pintu ini disebut dengan pintu gledeg, karena ketika pintu itu dibuka dan ditutup maka akan berbunyi. Di dalam area keraton ini terdapat beberapa bangunan  diantaranya adalah ;
1.      Sri Manganti
Bangunan tempat para tamu menunggu petunjuk dan keputusan sultan setelah terlebih dahulu unjukan di pendopo Lunjuk. Sri artinya sultan atau raja, manganti atinya menunggu. Bangunan ini di bangun pada abad XVI. Bangunan ini berbentuk bujursangkar , bangunan ini terbuka tanpa dinding atap berbentuk joglo dengan genteng dan di sanggah dengan 4 tiang saka guru, 12 tiang tengah  dan 12 tiang luar. Langit-langit dipenuhi ukiran-ukiran yang berwarna putih dan coklat.
2.      Tugu Manunggal
Batu yang berukuran pendek sekitar 50 cm, dikelilingi pot bunga melambangkan Allah SWT yang satu. Batu ini berada di sebelah Sri Menganti.
3.      Lunjuk
Bangunan ini berada di sebelah Tugu Manuggal. Bangunan ini berfungsi untuk melayani tamu yang ingin mencatat dan melapor urusannya menghadap raja.
4.      Taman Bunderan Dewandaru.
Taman berbentuk bundar dan dikelilingi pohon Dewandaru yang wangi. Bunderan artinya sepakat, Dewandaru artinya kumpulan mahluk bercahaya. Namun dalam persfektif masyarakat Cirebon makna Taman Dewandaru adalah sebuah pengeling atau pengingat agar manusia yang masih tinggal di dalam kegelapan lalu membawanya keluar dari sana menuju jalan yang benar, yang terang yang di ridhoi dan di berkahi oleh Allah SWT. Filosofi taman ini adalah jadilah kumpulan makhluk mulia yang menerangi sesama. Di taman ini ada dua meriam Ki Santoma dan Ki Santomi, peninggalan Prabu Kabunangka Pakuwan. Pada taman ini juga terdapat pohon Soko melambangkan suka hati, ada juga dua buah patung macan putih yang melambangkan keluarga besar Padjadjaran, seta meja disertai dua buah bangku.
5.      Museum Kereta
Museum ini berada di sebelah timur taman Dewandaru, berfungsi sebagai tempat penyimpanan kereta kencana kesultanan kasepuhan.
6.      Museum Benda Kuno
Museum yang berbentuk huruf “E” yang berada di sebelah barat taman Dewandaru, museum ini berfungsi untuk  menyimpan benda benda kuno kesultanan Kasepuhan.
7.      Bangunan induk keraton
Bangunan induk keraton merupakan tempat sultan melakukan kegiatan kesultanan, di dalam bangunan ini terdapat beberapaa ruangan dengan fungsinya masing-masing, di antaranya adalah :
           Jinem Pangrawit
Berasal dari dua kata yaitu Jinem dan pangrawit. Jinem atau kejineman yang berarti tempat tugas dan Pangrawit yang berasal dari kata Rawit yang berarti kecil maksudnya halus atau bagus (baik). Fungsinya untuk tugas pangeran Patih atau wakil sultan menerima tamu. Bangunan ini berlantai marmer, dinding tembok berwarna putih dan dihiasi keramik Eropa. Atapnya didukung oleh 4 tiang saka guru kayu dengan umpak beton.
            Kutagara Wadasan

Kutagara wadasan adalah gapura yang bercat putih dengan gaya khas Cirebon tampak pada bagian atas dengan ukiran mega mendung. Ukiran terseut mengandung arti bahwa seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat jika sudah menjadi pimpinan atau sultan harus bisa mengayomi bawahannya dan rakyatnya. Bangunan ini dibuat oleh Sultan I Syamsudin Martawidjadja pada tahun 1678.
Kuncung
Sama seperti bangunan Kutagara Wadasan bangunan ini juga dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsudin pada tahun 1678 untuk digunakan parkir kendaraan Sultan.
Gajah Nguling
Bangunan tanpa dinding yang disebut Gajah Nguling, mengambil dari gajah yang sedang nguling atau menguak. Bentuk bangunan ini pun tidak lurus, maksudnya hidup ini harus irit tidak boros. Gajah Nguling ini fungsinya sebagai penghubung Jinem Pangrawit dengan Bangsal Pringgadani. Bangunan terdapat 6 tiang bulat bargaya tuscan setinggi 3 m Lantai tegel dan langit-langit berwarna hijau.
Bangsal Pringgadani
Ruangan ini memiliki 4 tiang utama segi empat berwarna hiaju, berfungsi sebagai tempat menghadap para abdi dan dapat juga dipakai sebagai pisowan atau menghadap para bupati Cirebon, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka, juga sewaktu-waktu dipakai tempat sidang warga keraton. Bangsal ini berada di sebelah selatan ruangan Gajah Nguling.
Bangsal Pringgadani
Bangsal ini berada disebelah selatan  ruangan Gajah Nguling. Ruangan ini memiliki 4 tiang utama segi empat berwarna hijau berfungsi sebagai tempat menghadap para abdi dan dapat juga dipakai sebagai sidang warga keraton sewaktu-waktu.
Bangsal Agung Panembahan
Bangsal ini dibangun bersamaan dengan bangunan keraton Kasepuhan sewaktu masih bernama keraton Pakungwati pada tahun 1529, fungsinya sebagai singgasana Gusti Panembahan.


0 komentar:

Posting Komentar